Thursday, April 15, 2010

BAHAYA PLAYSTATION BAGI PERKEMABNGAN ANAK

BAHAYA PLAYSTATION BAGI ANAK.

Munculnya puluhan, bahkan ratusan rental mesin fantasi perlu mendapat perhatian serius. Gimana nggak, mesin fantasi yang bikin pemainnya terpesona bahkan terkesima dengan adegan-adegan dan gambar-gambar yang berhasil ditampilkannya mampu mencipta ekses baru. Setidaknya, bakal menciptakan suasana baru yang sangat berbahaya bagi perkembangan anak-anak. Nggak percaya? Hampir seratus persen yang antri nunggu giliran main di rental-rental PlayStation adalah anak-anak SD dan SMP.

Bagi sebagian masyarakat dan orangtua, kegemaran anak terhadap PlayStation dianggap untuk mengisi waktu, meningkatkan ketrampilan dan konsentrasi anak. Bahkan ada yang beranggapan, anak lebih baik di PS daripada keluyuran, bermain tidak karuan atau berpanas-panasan. Namun sebenarnya, kalau dikaji lebih banyak kerugiannya daripada keuntungannya. Karena anak menjadi kurang sosialisasi dan perkembangan kecerdasan emosi menjadi terhambat.

Psikolog dari Klinik Tumbuh Kembang Anak RSUP Dr Sardjito, Dra Indria Laksmi Gamayanti mengatakan, sebenarnya latihan ketrampilan melalui PS tidak begitu besar. “Permainan di PS kan sudah diprogram, bukan merupakan tantangan untuk berkreasi, sehingga anak kurang terstimulasi perkembangan kreatifitasnya. Jadi, anak lebih baik bermain di lingkungan bebas yang kaya akan stimulasi,” kata Yanti.

Di sisi lain, kata Yanti, akan yang kecanduan PS sudah terbiasa dengan stimulasi yang bergerak, berwarna dan bercahaya serta bersuara. Akibatnya bila ada stimulasi lain yang intensitasnya lebih rendah, anak akan menjadi cuek. “Anak yang cuek, mudah marah, cenderung egosentris, tidak sabaran dan sembrono, itu karena anak kurang bersosialisasi. Dan kecanduan PS bisa membuat anak menjadi cuek, akibatnya sosialisasi yang kurang,” tambahnya. Selain itu, sinar elektromagnetik dari layar PS yang cukup lebar, bila terpancar terus menerus sangat berpengaruh terhadap kesehatan mata.

Bila ini dibiarkan terus menerus, anak akan mengalami gangguan pemusatan perhatian. Yanti mengatakan, dewasa ini, semakin banyak orangtua yang mengeluhkan anaknya mengalami gangguan pemusatan perhatian sehingga konsentrasi belajar menurun dan prestasi sekolah menjadi turun. Masalah lain yang juga mengkhawatirkan adalah, lingkungan di sekitar PS. karena tak jarang, PS menyatu dengan persewaan VCD, yang juga menyewakan VCD porno. Anak yang bermain PS, sengaja atau tidak, ikut melihat VCD yang dipertunjukkan bagi orang dewasa. Karena itu, menurut Yanti, pengusaha juga harus memiliki tanggung jawab moril.

Memiliki anak yang sudah kecanduan PS, memang repot. Sudah banyak orangtua yang mengeluh namun merasa tidak mampu mencegah, karena sudah sangat akrab dengan kehidupan anak sehari-hari. Mengingat banyaknya kerugian, menurut Yanti, PS sebenarnya juga merupakan bahaya laten yang kini belum disadari oleh masyarakat. Karena itu, sudah saatnya, PS yang makin menjamur ini ditata jam operasinya.

Political will dari pemerintah sangat diperlukan, begitu juga kerjasama antara orangtua, guru dan masyarakat serta pemerintah untuk mengatur dan menanggulangi dampak negatifnya,” kata Yanti. (KR)